Rabu, 02 Juni 2010
Minggu, 30 Mei 2010
Pertanyaan seputar REUNI
Siapa yang diundang ?
Reuni ini merupakan acara yang diadakan oleh dan untuk angkatan 1987 dan atau mereka yang masuk pada tahun 1984.
Berapa kontribusinya ?
Tiap-tiap alumni dikenai kontribusi minimal Rp 50.000,-. Tetapi mengingat kebutuhan untuk penyelenggaraan acara ini terus membengkak, maka dihimbau agar para alumni bersedia menyesuaikan diri. Artinya, ya lebih dari Rp 50.000,- lah..!
Kemana harus mendaftar ?
Pendaftaran dapat dilakukan melalui sdr. Fini Septika Dewi dengan cara mentransfer biaya kontribusi ke BRI Kantor Kas APMD No. Rekening: 152201000003534 a/n Fini Septika Dewi qq. Ex. Bosa'87. Caranya, sebelum atau sesudah melakukan transfer segera hubungi sdr. Fini Septika Dewi atau kirim email ke reuni.87@yahoo.com. Sebutkan nama, kelas, dan besarnya uang yang ditransfer.
Apa yang dapat diperoleh sebagai kenang-kenangan reuni ?
Panitia menyediakan kaos dan CD yang berisi foto terbaru reuni.
Apakah Panitia menyediakan Hotel dan Tiket transportasi ?
Panitia tidak menyediakan fasilitas di luar acara reuni seperti hotel dan tiket.
Apakah Panitia akan mempertanggungjawabkan penggunaan dana ?
Akuntabilitas dan transparansi anggaran adalah komitmen panitia. Setiap pemasukan dan pendaftaran akan tercatat dan akan dilaporkan ke semua alumni disertai tanda bukti pengeluaran dan pendapatan yang sah.
Bagaimana jika peserta tidak memenuhi target ?
Jika peserta tidak memenuhi target, reuni tetap jalan terus berapapun yang hadir.
Kapan Pendaftaraan Ditutup ?
Pendaftaran ditutup pada tanggal 15 Juni 2010
Jumat, 28 Mei 2010
Pengumuman Reuni
Reuni akan dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2010. Dimulai jam 08.00 WIB dan berakhir pada jam 14.30 WIB, bertempat di open space SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Tiap peserta dimintai partisipasi berupa dana untuk konsumsi, kaos, hiburan, dan tali kasih yang akan diberikan bagi mantan guru-guru dan tata usaha SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang masih aktif. Pendaftaran paling lambat 15 Juni 2010 melalui Bank Account yang sudah ditetapkan.
Peserta reuni 150 orang alumni. Meskipun acaranya dikemas dalam bentuk yang sangat sederhana tetapi menjadi sangat meriah ketika semua terlibat di dalam setiap acara. Keceriaan terlihat dari wajah mereka. Bagaimana tidak, hampir 23 tahun mereka berpisah untuk merajut masa depan dan kini mereka akan bertemu lagi dalam situasi dan kondisi yang jauh berbeda dengan masa-masa mereka sekolah dulu. Mengapa mereka mau berkumpul lagi ? Apa tujuan mereka mengikuti reuni ini ? Pertanyaan tersebut tidak akan ditanyakan. Biarlah mereka sendiri yang menentukan alasan dan tujuan mengikuti reuni. Itulah ilusi yang kini tengah lalu lalang di benak kami dan mereka...Alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta Angkatan 1987.
Semoga itu yang terjadi.....
Peserta reuni 150 orang alumni. Meskipun acaranya dikemas dalam bentuk yang sangat sederhana tetapi menjadi sangat meriah ketika semua terlibat di dalam setiap acara. Keceriaan terlihat dari wajah mereka. Bagaimana tidak, hampir 23 tahun mereka berpisah untuk merajut masa depan dan kini mereka akan bertemu lagi dalam situasi dan kondisi yang jauh berbeda dengan masa-masa mereka sekolah dulu. Mengapa mereka mau berkumpul lagi ? Apa tujuan mereka mengikuti reuni ini ? Pertanyaan tersebut tidak akan ditanyakan. Biarlah mereka sendiri yang menentukan alasan dan tujuan mengikuti reuni. Itulah ilusi yang kini tengah lalu lalang di benak kami dan mereka...Alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta Angkatan 1987.
Semoga itu yang terjadi.....
Kamis, 20 Mei 2010
Orang Miskin Yang Terlupakan
Liputan6.com, Tanjungjabung Timur: Hanya berbaring ke kiri dan kanan jika ingin tidur telentang, Mirza Gunawan bocah yang tinggal di Tanjungjabung Timur, Jambi, merasa tidak sanggup. Ini lantaran ia menderita pembengkakan kelenjar lendir di sekitar pantat.
Saat SCTV menjenguk, baru-baru ini, kondisi bocah berusia delapan tahun itu memburuk. Kakinya mengecil dan praktis tidak mampu beraktivitas. Bahkan, beberapa syaraf mati di sekitar pantat Mirza. Dia memang ditangani rumah sakit umum daerah, namun peralatan terbatas, jadilah Mirza mendapat perawatan seadanya. Kesedihan yang ditambah karena biaya berobat harus dibayar.
Di bagian lain negeri ini, kemiskinan masih menyergap sebagian besar warganya. Tepatnya di Kendal, Jawa Tengah. Siapa pun pasti miris dengan bayi bernama Misbahul. Ia seperti korban perang, kurus hanya tulang berbalut kulit.
Saat bernapas pun, Misbahul sangat menderita. Penderitaan yang tidak diinginkan kedua orangtua Misbahul yang hanya buruh tani, kepedihan yang semakin menyesakkan karena jatah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sudah habis. Artinya, orangtua Misbahul harus mencari biaya untuk buah hati mereka.
Mirza Gunawan dan Mizbahul, hanyalah potret buram kehidupan sebagian besar penduduk negeri ini. Kemiskinan yang berbaur dengan gemerlapnya pejabat negeri yang gemar korupsi. Korupsi yang merampas hak orang miskin.(ANS)
Saat SCTV menjenguk, baru-baru ini, kondisi bocah berusia delapan tahun itu memburuk. Kakinya mengecil dan praktis tidak mampu beraktivitas. Bahkan, beberapa syaraf mati di sekitar pantat Mirza. Dia memang ditangani rumah sakit umum daerah, namun peralatan terbatas, jadilah Mirza mendapat perawatan seadanya. Kesedihan yang ditambah karena biaya berobat harus dibayar.
Di bagian lain negeri ini, kemiskinan masih menyergap sebagian besar warganya. Tepatnya di Kendal, Jawa Tengah. Siapa pun pasti miris dengan bayi bernama Misbahul. Ia seperti korban perang, kurus hanya tulang berbalut kulit.
Saat bernapas pun, Misbahul sangat menderita. Penderitaan yang tidak diinginkan kedua orangtua Misbahul yang hanya buruh tani, kepedihan yang semakin menyesakkan karena jatah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sudah habis. Artinya, orangtua Misbahul harus mencari biaya untuk buah hati mereka.
Mirza Gunawan dan Mizbahul, hanyalah potret buram kehidupan sebagian besar penduduk negeri ini. Kemiskinan yang berbaur dengan gemerlapnya pejabat negeri yang gemar korupsi. Korupsi yang merampas hak orang miskin.(ANS)
Rabu, 19 Mei 2010
Selasa, 18 Mei 2010
Kerangka Acuan Reuni
TERM OF REFERENCE
(TOR)
REUNI ALUMNI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA ANGKATAN 1987
(TOR)
REUNI ALUMNI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA ANGKATAN 1987
PENDAHULUAN
Reuni merupakan sebuah momentum untuk menyatukan kembali alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus pada tahun 1987. Bukan pekerjaan mudah untuk mengumpulkan alumni yang sudah menyebar ke berbagai penjuru wilayah baik di Indonesia maupun di luar negeri. Upaya mencari keberadaan para alumni satu per satu akhirnya dapat terwujud melalui berbagai macam cara baik secara konvensional yakni mendatangi alumni yang berada di dalam satu wilayah, maupun secara modern yakni melalui teknologi informasi yang berkembang saat.
Reuni sebagai upaya mempererat tali persaudaraan sangat sulit terwujud jika tanpa ikatan emosional dan ikatan sejarah masa lalu. Ikatan emosional ada karena perasaan senasib dan sepenanggungan selama beberapa waktu. Ikatan sejarah ada karena berkenaan dengan peristiwa, waktu, dan tempat yang dialami bersama selama kurun waktu tertentu. Maka, reuni bisa menjadi tempat melepaskan kerinduan antar sesama alumni dan terhadap almamater yakni SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
TEMA
“Kembali Ke Sekolah Dengan Kesederhanaan Masa Lalu”
TUJUAN
a. Pertemuan kembali alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus tahun 1987;
b. Terwujudnya wadah alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus tahun 1987;
c. Keberlanjutan komunikasi antara alumni dengan almamater.
SASARAN
Sasaran reuni adalah 150 orang alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus tahun 1987.
WAKTU dan TEMPAT
Reuni akan dilaksanakan pada :
Hari Sabtu, 10 Juli 2010, pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB
Bertempat di Open Space atau di ruang terbuka SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
ACARA
Napak Tilas, Hiburan dan Ramah Tamah, Foto bersama
KEPANITIAAN
Agung Bimasena (Ketua), Stephanus Christiantoro (Sekretaris), Fini Septikadewi (Bendahara), Wikan Trispratiwi, Nuci Ismariana (Konsumsi), Aji Suryo, Djoko Purnomo (Tempat, Perlengkapan, dan Acara), Albertus Priyo Purwanto, Sony Haryanto (Publikasi dan Dokumentasi), Triwiyono (Humas)
PENUTUP
Reuni sebagai upaya penyatuan kembali tidak dapat terwujud tanpa peran serta aktif para alumni. Kontribusi pemikiran, tenaga, dan dana menjadi alat yang cukup efektif dalam membangun kebersamaan untuk saling asah, asih, dan asuh. Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai panduan dalam melaksanakan reuni.
Yogyakarta, 19 April 2010
Reuni merupakan sebuah momentum untuk menyatukan kembali alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus pada tahun 1987. Bukan pekerjaan mudah untuk mengumpulkan alumni yang sudah menyebar ke berbagai penjuru wilayah baik di Indonesia maupun di luar negeri. Upaya mencari keberadaan para alumni satu per satu akhirnya dapat terwujud melalui berbagai macam cara baik secara konvensional yakni mendatangi alumni yang berada di dalam satu wilayah, maupun secara modern yakni melalui teknologi informasi yang berkembang saat.
Reuni sebagai upaya mempererat tali persaudaraan sangat sulit terwujud jika tanpa ikatan emosional dan ikatan sejarah masa lalu. Ikatan emosional ada karena perasaan senasib dan sepenanggungan selama beberapa waktu. Ikatan sejarah ada karena berkenaan dengan peristiwa, waktu, dan tempat yang dialami bersama selama kurun waktu tertentu. Maka, reuni bisa menjadi tempat melepaskan kerinduan antar sesama alumni dan terhadap almamater yakni SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
TEMA
“Kembali Ke Sekolah Dengan Kesederhanaan Masa Lalu”
TUJUAN
a. Pertemuan kembali alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus tahun 1987;
b. Terwujudnya wadah alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus tahun 1987;
c. Keberlanjutan komunikasi antara alumni dengan almamater.
SASARAN
Sasaran reuni adalah 150 orang alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang lulus tahun 1987.
WAKTU dan TEMPAT
Reuni akan dilaksanakan pada :
Hari Sabtu, 10 Juli 2010, pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB
Bertempat di Open Space atau di ruang terbuka SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
ACARA
Napak Tilas, Hiburan dan Ramah Tamah, Foto bersama
KEPANITIAAN
Agung Bimasena (Ketua), Stephanus Christiantoro (Sekretaris), Fini Septikadewi (Bendahara), Wikan Trispratiwi, Nuci Ismariana (Konsumsi), Aji Suryo, Djoko Purnomo (Tempat, Perlengkapan, dan Acara), Albertus Priyo Purwanto, Sony Haryanto (Publikasi dan Dokumentasi), Triwiyono (Humas)
PENUTUP
Reuni sebagai upaya penyatuan kembali tidak dapat terwujud tanpa peran serta aktif para alumni. Kontribusi pemikiran, tenaga, dan dana menjadi alat yang cukup efektif dalam membangun kebersamaan untuk saling asah, asih, dan asuh. Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai panduan dalam melaksanakan reuni.
Yogyakarta, 19 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)